Category Archives: main slider

2

[Sharing] K3 Industri Migas Membaik

K3 Industri Migas Terus Membaik dalam 2 Tahun Ini

1Sumber : latitudephotography.com

Bekerja di industri migas merupakan profesi yang ideal bagi sebagian besar engineer dari bidang apapun. Namun resiko yang harus diterima oleh para pekerja khususnya pada bagian field juga tidak kalah besar. Hal tersebutlah yang menjadi alasan penting mengapa menaati peraturan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di industri migas harus ekstra ketat dalam pematuhannya.

K3 di industri migas sangat kompleks, hampir semua aspek K3 diterapkan di industri migas, hal ini karena industri migas berhubungan dengan bahan berbahaya (minyak bumi itu sendiri mengandung substansi berbahaya), menggunakan proses yang berisiko tinggi, biasanya ada di remote area, masih menggunakan banyak manpower (minim otomasi), banyaknya pekerjaan lapangan, serta menggunakan peralatan, fasilitas atau konstruksi yang besar dan kompleks. Karena itu semua aspek K3 dimulai dari keselamatan proses, keselamatan pekerjaan listrik, keselamatan pekerjaan di ketinggian, keselamatan pekerjaan di area yang mungkin terbakar atau meledak, keselamatan berkendara (karena area yang remote dan luas), higiene industri, ergonomi perkantoran dan industri, keselamatan bahan kimia, keselamatan konstruksi atau alat berat, kebugaran kerja (untuk kerja berat), dan bahkan keselamatan pangan bagi pekerja pun (pekerja di remote area) diterapkan di industri migas.

“Industri migas memang memegang peranan yang sangat penting sekali, juga menyumbang APBN sekitar 25 persen pada tahun 2014, juga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi tetapi di sisi lain industri migas memiliki resiko yang tinggi sekali baik terhadap lingkungan, ekonomi dan juga resiko terhadap keselamatan,” kata Wiratmaja Puja dalam acara Forum Komunikasi Keselamatan Migas di Surabaya, hari Rabu (26/8/2015).

“Meski jumlah kecelakaan kerja migas turun drastis hingga 80 persen jika dibandingkan dengan tahun 2014 lalu. Namun di sinilah tugas kita pemerintah,” kata Wiratmaja sambil mengharapkan perusahaan migas dan industri penunjang supaya meningkatkan keselamatan dan membangun sistem keselamatan sehingga menjadi budaya, karena untuk menjadikan budaya diperlukan waktu yang cukup lama.

Direktorat Jenderal Minyak dan Gas (Ditjen Migas) mencatat tingkat kecelakaan kerja di industri migas pada semester I 2016. Berdasarkan data, sebanyak 15 perusahaan hulu dan 11 perusahaan hilir sudah capai 10 juta jam kerja tanpa accident.

“Selain kinerja produktivitas, kita juga terus membudayakan keselamatan industri migas. Pada semester I tercatat sudah ada 15 perusahaan hulu dan 11 perusahaan hilir yang sudah capai 10 juta jam kerja tanpa accident. Ini penting untuk terus ditingkatkan,”ujar Dirjen Migas IGN Wiratmaja di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (21/7/2016).

Sumber :

economy.okezone.com

bphmigas.go.id

 

Writer : Merisa Aulia (merisaulia@gmail.com)

produksi

Booklet Vol. 4 – Production

Departemen Kurikulum IATMI SMUI 2016 proudly presents:
The 4th Booklet dengan tema besar “PRODUKSI”
Booklet ini berisi tentang produksi oil and gas.
Semoga bermanfaat!:)

 

Tunggu booklet berikutnya untuk hal menarik lain seputar oil and gas ya!
IATMI SMUI 2016
#BerkembangUntukNegeri

hasil oprec 2 REV

Keluarga Baru IATMI SMUI 2016

hasil oprec 2 REV

Tahun berganti, tongkat kepengurusan IATMI SMUI pun bergulir. Inilah wajah-wajah baru keluarga IATMI SMUI 2016

 

Ketua Umum – Andhika Priotomo R.

Wakil Ketua Umum – Marini Altyra F.

 

Ketua Divisi Kesekretariatan – Luthfiyah Ainy

Wakil Ketua Divisi Kesekretariatan – Nur Annisa

 

Ketua Divisi Keuangan – Zainah

Wakil Ketua Divisi Keuangan – Rossalina Kurniawan

 

Ketua Divisi Penelitian & Pengembangan – Julianto

Wakil Ketua Divisi Penelitian & Pengembangan – Edward Gustaf

 

Ketua Divisi Keilmuan – Bimaseta Rachmanda

Manajer Departemen Kurikulum – Luthfi Shidqi

Manajer Departemen Guest Lecture & Forum Diskusi – Saphira Nurina F.

 

Ketua Divisi Training & Competition – Andrea Rizky S.

Wakil Ketua Divisi 1 Training & Competition – Ahmad Hamidi

Wakil Ketua Divisi 2 Training & Competition – Nabila Salsa

 

Ketua Divisi Media & Komunikasi – Giovanni Anggasta P. T.

Manajer Departemen Eksternal – Ghina Marsya N.

Manajer Departemen Jurnalistik – Merisa Aulia

Manajer Departemen Website & Desain – Nabila Hana Dhia

 

Ketua Divisi Keanggotaan – Aulia Rahmi H.

Wakil Ketua Divisi 1 Keanggotaan – Satria Pasthika

Wakil Ketua Divisi 2 Keanggotaan – Salsabilla Zahra A.

 

Ketua Divisi Event – Angeline Paramitha

Wakil Ketua Divisi Event – Farah Moulydia

 

Ingin tahu lebih banyak tentang IATMI SMUI 2016? Add official LINE kami @1237iwfd

 

IATMI SMUI 2016

#BerkembangUntukNegeri

 

sejarah

Sejarah Metode Eksplorasi di Indonesia

Di dalam sejarah manusia, minyak bumi pertama kali ditemukan atau dikenal orang di Timur Tengah, di Iran atau Parsi Kuni yang juga dikenal sebagai daeraah Mesopoamia, minyak bumi mula-mula dikenal sebagai rembasan dan sumber yang terdapat di permukaan bumi.

Industri minyak bumi yang modern muncul di Amerika Serikat pada abad ke-19, yang segera disusul oleh beberapa Negara Eropa dan bagian dunia lainnya. Haquet pada tahun 1794 telah menggemukakan teorinya bahwa minyak bumi berasal dari dagingg ataupun zar organik lainnya, seperti kerang atau moluska. Hal ini dikemukakan karena batuan yang mengandung miinyak biasanya mengandung fosil binatang laut.

Di Indonesia pencarian minyak dilakukan mula-mula oleh Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM) yang pada saat itu bernama Koninklijke. Pada saat perusahaan ini mulai beroperasi di Indonesia disewanya dua orang ahli geologi yaitu Dr. C. Porro dan Dr.C. Schmidt yang kemudian menjadi guru besar dalam ilmu geologi di Brussel. Pada awalnya hanya ilakukan pemetaan geologi permukaan dengan mengadakan eksplorasi di sepanjang sungai untuk mencari singkapan, dan kemudian dilakukan pemboran. Para ahli geologi membuat peta geologi berdasarkan singkapan, terutama struktur, dan kemudian dilakukan suatu prognase dan pemboran eksplorasi.

Hingga perang dunia I eksplorasi sampai beribu meter merupakan suatu hal yang luar biasa. Pada tahun 1910 mulai dilakukan pemboran inti dan pada tahun 1918 dilakukan pemboran spiral tangan. Pemboran geologi yang lebih dalam menggunakan mesin berbahan bakar bensin.

Pada tahun 1920 metode baru mulai dimasukan di Indonesia yaitu metode geofisika. Metode geofisika yang pertama kali digunakan adalah metode gravitasi dan metode seismik, kedua metode ini dilakukan oleh Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM) dalam eksplorasi minyak bumi. Namun, secara luas metode gravitasi digunakan di Indonesia pada tahun 1924 setelah berhasil baik di Amerika dan penggunaan metode seismik dilakukan di Indonesia sejak tahun 1937. Permulaan pemakaian log pertama kali dilakukan oleh Perusahaan Schlumberger bersamaan dengan penerapan mikropaleontologi di Indonesia.

Metode pemetaan udara dilakukan pertama kalii di Indonesia pada tahun 1932, yaitu di Sumatera Selatan dan kemudian di Sumatera Utara pada tahun 1934. Pemetaan dilakukan oleh angkatan darat Hindia-Belanda dengan skala 1:10.000. Pada tahun itu pula dilakukan pemetaan udara secara besar-besaran di Kepala Burung, Irian Jaya. Pemetaan udara berlangsun dari tahun 1935-1937. Pemetaan udara sangat membantu dalam interpretasi geologi daerah tersebut. Pemetaan udara berikutnya dilakukan pada tahun 1938 di Kalimantan.

 

 

 

 

 

 

 

Kover Rig

PETRONEWS: MASSIVE GAS IS COMING!

Kementerian ESDM akan melakukan konversi BBM ke BBG secara masif, diawali dengan penggunaan BBG pada angkutan umum

Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia tak lama lagi melakukan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) secara masif dengan diawali dari penggunaan BBG pada angkutan umum. Selain itu, pembangunan infrastruktur gas di seluruh penjuru Nusantara ditargetkan rampung pada tahun 2020.

Penggunaan BBG yang sudah diterapkan pada TransJakarta akan diperluas ke angkutan – angkutan umum lain dengan massa penumpang yang lebih banyak. Pada pilot project pemanfaatan BBG, transportasi umum berupa kereta api dan kapal laut akan disediakan converter kit oleh Kementerian ESDM.

Pembangunan infrastruktur gas di seluruh penjuru Nusantara ditargetkan rampung pada tahun 2020

BBG Transjakarta

PT KAI dan Pelni juga turut menyediakan kereta api dan kapal laut yang bahan bakarnya bisa dikonversi, sementara itu PT PLN, Pertamina, dan Perusahaan Gas Negara akan menyediakan gas sebagai bahan bakarnya. Djoko Siswanto, Direktur Gas BPH Migas, menjelaskan bahwa pihaknya sudah menghubungi Dirjen Migas Kementerian ESDM, PT KAI, dan Pelni serta menandatangani nota kesepahaman soal konversi ke BBG bulan Februari lalu.

Djoko Siswanto juga berpendapat bahwa konversi bahan bakar dari minyak ke gas untuk kereta api dan kapal laut memungkinkan untuk dilakukan berkaca dari pengalaman negara – negara lain yang sudah menerapkannya secara baik seperti Kanada dan Norwegia. Konversi bahan bakar ini juga menjadi peluang bagi kapal – kapal laut Indonesia untuk berlayar ke Eropa, karena transportasi laut yang dapat memasuki Eropa adalah yang telah tercampur setidaknya 70% LNG dari total yang akan digunakan. Djoko juga menambahkan bahwa konversi bahan bakar ini, selain ramah lingkungan, juga menghemat penggunaan bahan bakar minyak untuk kereta api yang mencapai 108.000 kiloliter per tahun.

Kementerian ESDM menginginkan pembangunan jaringan gas ini dilakukan oleh pihak swasta dan pemerintah hanya memberikan dorongan agar investasi berjalan baik

Pembangunan infrastruktur gas pun juga dikerjakan untuk mendukung konversi gas besar – besaran ini. Penyaluran CNG (compressed natural gas) dan LNG (liquefied natural gas) akan dibentuk menjadi sebuah jaringan menyebar ke seluruh Indonesia melalui jalur pipa dan kapal – kapal pengangkut.

“Sepanjang secara komersial bisa dikerjakan korporasi, berikan kesempatan korporasi untuk masuk. Sehingga uang APBN bisa digunakan sebagai dana stimulan,” kata Menteri ESDM, Sudirman Said

Infrastruktur Gas

Konversi Bahan Bakar Berlanjut, Cerahnya Masa Depan Energi Indonesia

TerlakBungasananya kelanjutan konversi bahan bakar minyak ke gas mulai tahun ini cukup mencerahkan sektor energi Indonesia di bidang gas. Pemanfaatan sumber gas yang melimpah dan didukung oleh suatu sistem yang terintegrasi diharapkan dapat lambat laun membantu perekonomian Indonesia di bidang energi dan memperkecil adanya pemanasan global akibat bahan bakar fosil. Tindakan yang direncanakan dalam waktu dekat diharapkan tidak mengalami ‘jam karet’ yang berarti dan segera bekerja secara efektif di masyarakat nanti.

Meskipun demikian, masyarakat masih belum terlalu merasakan efek isu konversi ini secara meluas. BBM jenis Premium dan Pertamax masih dikonsumsi khalayak ramai meskipun harganya sekarang cenderung mengikuti anomali harga minyak dunia. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh konversi bahan bakar minyak ke gas yang lalu masih dilaksanakan dalam skala yang kecil dan berpusat hanya pada satu wilayah saja, yaitu DKI Jakarta. Kegiatan konversi BBM ke BBG pada kendaraan bermotor yang dilakukan Kementerian ESDM ini juga diharapkan memiliki dampak positif yang setara dengan konversi kompor minyak ke kompor gas yang terhitung cukup sukses dilaksanakan saat ini.

Mobil BBG

KATA MEREKA TENTANG ISU TERKINI


Komentar UswatunBagus sih untuk kemajuan Indonesia nantinya. Toh, cadangan gas di Indonesia masih sangat minim penggunaannya kan. Hanya saja yang masih sulit untuk dilakukan adalah membangun paradigm masyarakat yang masih berpikir bahwa BBG itu berbahaya. Hal tersebut terjadi mungkin karena belum tahu cara handling-nya. Nah, itulah peran pemerintah dan kita-kita ini untuk mengubah pandangan tersebut

Uswatun Nur Khazanah (Teknik Kimia 2012)



Komentar MuthiaMenurut aku, rencana tersebut baik. Namun, untuk rencana jangka pendek, lebih baik BBG digunakan untuk bahan bakar di industri saja. Contohnya BBG yang diproduksi Badak atau BP, daripada diekspor lebih baik untuk bahan bakar di Industri. Sedangkan untuk bahan bakar transportasi, lebih baik dilakukan konversi secara perlahan, misalnya menggunakan bahan bakar V-Gas (campuran minyak dan gas) yang diproduksi Pertamina.

Muthia Putri (Teknik Kimia, 2011)



Tulisan ini juga dimuat di buletin Gallon IATMISMUI Edisi 03 (Maret 2015)


by Bliss Drive Review